Paying it Forward untuk Sukkhacitta

Cherryli Roselle
3 min readOct 26, 2020

--

Menuju akhir tahun (baca: Desember) tak lepas dengan musim hujan, nyanyian natal dan hari ibu. Cerita ini berangkat dari Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember. Menurut saya Desember adalah bulan yang melekat dengan tema berbagi dan kasih sayang.

Setelah secara general objek yang saya bincangkan, subjek yang saya maksud adalah sosok Ibu. Ibu saya. Ibu yang terhormat dan teramat menginspirasi saya. Klise memang, tetapi sosoknya tidak pernah bisa lepas dan selalu membuat saya terkagum-kagum.

Sering kali kita dengar, Ibu itu orang yang sangat hebat, kuat, penyayang, bla-bla-bla. Tapi bagi saya beliau lebih dari itu dan saya tidak bisa menemukan kata di Kamus Bahasa untuk menjelaskannya. Beliau bukan pahlawan tanpa tanda jasa, mungkin tidak bisa dikubur di Taman Makam Pahlawan nantinya tapi sekali lagi saya katakan bahwa beliau teramat berjasa sampai saya pun bingung untuk membalas dengan apa.

Mengapa berjasa? Tidak hanya proses hamil-lahir-membesarkan saja, tapi beliau secara persentase sekitar 80% menjadi tulang punggung dari keluarga kecil ini. Sebelum Ayah menjadi almarhum, sejujurnya saya merasa sosok Ayah ‘hilang’. Jadi begitulah, yang membangun dan tulang punggung keluarga ini adalah Ibu saya. Hilangnya sosok Ayah, membuat emosi saya tak terkendali. Selama 3/4 hidup saya, saya hidup dengan amarah dan sensitif yang tidak henti. Itu tidak dapat berhenti pun sampai saat ini. Tapi harus diketahui bahwa Ibu saya tidak pernah membalas amarah saya pun jika kata-kata pedas keluar dari mulut saya, beliau tidak pernah menitikkan air mata satu pun dihadapan saya. Tapi saya tahu, saya terlalu amat jahat. Ibu saya selalu memahami saya tapi saya tidak.

Umurnya pun sudah mulai pendek, saya tahu. Tapi tidak pernah habisnya beliau berbagi kasih sayang kepada saya yang seharusnya sebagai parameter saya untuk perlahan menghentikan amarah ini. Saya berusaha. Pasti. Sepantasnya bulan ini menjadi momen atau langkah awal yang tepat. Untuk saling memahami bukan hanya dipahami. Untuk saling berbagi bukan hanya menerima.

Walaupun kecil, saya selalu bersyukur dengan keluarga saya.

— — — —

Ini merupakan tulisan yang ku kirim kepada @Sukkhacitta pada tahun 2017 dalam programnya yaitu ‘PayingItForward’. Saya tidak menang, namun cerita ku akhirnya dipasang pada instagram story Sukkhacitta dengan terjemahan Bahasa Inggris, tidak lama setelah e-mail berikut.

(2017) Pesan Elektronik oleh Founder Sukkhacitta

Lalu senangnya hati bukan kepalang saat ceritaku naik di Story @Sukkhacittta.

(2017) #SukkhaCittaStory

Ditambah lagi ku diberikan hadiah oleh @Sukkhacitta 😊😊

Namun, bukan persoalan menang atau kalah yang ingin kubahas disini, tapi sekejap tetiba terpikir bahwa saat saya menulis ini Mama masih hadir ditengah keluarga kecil ini. Masih terlihat kuat. Entah beliau sudah merasa sakit tetapi tidak menceritakan apapun kepada kami.

Yasudahlah. Entah apa yang hidup ingin sampaikan kepada ku.

--

--

Cherryli Roselle
Cherryli Roselle

Written by Cherryli Roselle

Tidak ada yang salah kan #BercakapPenat?

No responses yet